Raja Spanyol Mengecam Referendum Kemerdekaan Catalunya

AFP RajaFelipe VI juga menyebut situasi di Spanyol ‘amat serius’ dan menyerukan ‘persatuan’.

Raja Spanyol Felipe VI mengecam pihak pengelola referendum kemerdekaan Catalunya pada Minggu (01/10) karena menempatkan diri mereka di ‘luar hukum’.

Dalam pidato TV nasional yang jarang dilakukannya, raja mengatakan pemungutan suara itu tidak sah dan tanpa menghormati hukum maka tidak akan ada kebebasan maupun perdamaian.

Raja juga menyebut situasi di Spanyol ‘amat serius’ dan menyerukan ‘persatuan’.

“Hari ini masyarakat Catalunya terpecah dan terancam. Pihak berwenang mengabaikan dampak dan perasaan solidaritas yang mempersatukan dan yang akan mempersatukan warga Spanyol,” jelasnya. “Mereka sudah melanggar prinsip demokratis dari penegakan hukum,” tambah Raja merujuk pada pemerintah daerah Catalunya.

Raja Felipe VI memperingatkan pula bahwa pemungutan suara bisa membawa risiko ekonomi kepada wilayan Catalunya yang makmur dan juga ke seluruh Spanyol.

Namun dia menegaskan bahwa Spanyol akan mengatasi ‘waktu-waktu yang sulit’. GettyImages Ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di wilayahCatalunya untukmempotes kekerasan oleh polisi.

Sementara itu ratusan ribu orang di wilayah Catalunya menggelar unjuk rasa pada Selasa (03/10) atas kekerasan yang dilakukan polisi saat berupaya mencegah berlangsungnya referendum, yang menyebabkan sekitar 900 orang cedera.

Pihak kesehatan setempat mengatakan 33 polisi cedera dalam kekerasan yang terjadi pada hari Minggu.

Pemerintah pusat di Madrid menyebut referendum itu melanggar hukum. EPA Para pengunjuk rasa membawa benderaCatalunya dalam aksi Selasa (03/10), dua hari setelah pemungutan suara yang ditentang pemerintah pusatMadrid.

Dalam unjuk rasa di Barcelona saja, sekitar 700.000 orang turun ke jalan-jalan, seperti diperkirakan aparat polisi yang dikutip kantor berita AFP walau belum ada pengukuhan resmi tentang jumlah pengunjuk rasa.

Aksi mogok juga berlangsung dengan kereta bawah tanah hanya beroperasi sekitar 25% pada jam-jam sibuk dan berhenti sama sekali di luar jam tersebut. AFP GerejaSagradaFamilia, salah satu tujuan wisata utama diBarcelona, tutup sebagai bagian dari aksi mogok.

Beberapa tujuan wisata di Barcelona juga tutup, termasuk Gereja Sagrada Familia yang terkenal, sementara Mercabarna -kawasan perdagangan grosir- sepi karena 770 toko di sana tutup.

Banyak bisnis-bisnis kecil yang ikut tutup, begitu juga sekolah dan universitas sedangkan layanan medis beroperai pada tingkat minimal. Seruan mogok ini merupakan protes atas yang mereka sebut sebagai ‘pelanggaran keras hak dan kebebasan’ saat pemungutan suara pada hari Minggu.

Di beberapa tempat, polisi menggunakan pentungan dan peluru karet untuk membubarkan para pemilih yang ingin memberikan suaranya. EPA Polisi dituduh menggunakan kekerasanberlebuhan saat berupaya mencegah pemungutan suara.

Sekitar 2,2 juta pemilih memberikan suara dari total sekitar 5,3 juta pemilih dan pemerintah wilayah Catalunya mengatakan dukungan untuk kemerdekaan hampir mencapai 90% walau hasil resmi belum diungkapkan.

Namun partisipasi yang relatif rendah, sekitar 42%, tampaknya membuat posisi pemimpin Catalunya, Carles Puigdemont, menjadi lemah.

Sumber: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *