PUKAT UGM Dukung Calon Taruna ‘Titipan’ Dipermalukan

Polri akan memperketat seleksi calon taruna ‘titipan’ Akademi Kepolisian (Akpol) agar tetap mengikuti ujian serta aturan yang berlaku. Surat rekomendasi dari calon ‘titipan’ akan dibacakan ke peserta lainnya dengan tujuan membuat pelaku jera.

Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) UGM mendukung usulan tersebut. PUKAT UGM menilai cara tersebut merupakan pencegahan untuk menghasilkan calon Akpol yang berintegritas.

“Saya setuju itu. Jadi ini adalah salah satu cara preventif untuk menghasilkan calon Akpol yang berintegritas,” kata peneliti PUKAT UGM Hifdzil Alim melalui pesan singkat, Kamis (19/4/2018). Hifdzil menilai tradisi menitipkan calon taruna Akpol sangat berbahaya. Dia mengatakan praktek tersebut bila tidak dihentikan akan mengganggu integritas polisi.

“Jika dari sejak daftar sudah dititipkan begitu, nanti kalau sudah jadi polisi, apalagi mendapatkan jabatan tertentu, akan berhutang ke yang dititipi. Sehingga titipan itu akan mengganggu integritasnya,” jelas Hifdzil. Sebelumnya, Seleksi calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dijamin lebih transparan. Tak ada lagi calon taruna ‘titipan’ yang bisa melenggang mudah tanpa mengikuti ujian serta aturan yang berlaku.

Asisten Bidang Sumber Daya Manusia Kapolri, Irjen Arief Sulistyanto, buka-bukaan kepada detikcom terkait itu. Apabila ada calon taruna yang berani membawa surat rekomendasi dengan harapan akan lulus, Arief memastikan akan membaca langsung surat itu di depan peserta lainnya sebagai bentuk mempermalukan calon taruna itu.

“Iya, kita permalukan. Iya (dibacakan di depan calon taruna lainnya),” ujar Arief kepada detikcom di kantornya, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (18/4). Menurut Arief, hal itu sudah lama diterapkannya. Arief mengatakan upaya bersih-bersih calon taruna titipan itu dilakukannya semata-mata untuk menegakkan aturan.

“Alhamdulillah sekarang nggak ada titip-titipan. Kapolri-Wakapolri bisa tidur nyenyak. Karo Psikologi juga enak. Itu tadi sebenarnya untuk membangkitkan semangat kompetisi secara sehat. Kalau dulu-dulu kan orang tidak ada persiapan, pikirnya bisa minta tolong,” kata Arief.

Sumber: Detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *